Prof. Rully Charitas Indra Prahmana Raih Rekor Dunia atas Gagasan Ethno-RME, Perpaduan Matematika dan Budaya
Dosen Prodi Pendidikan Program Doktor FKIP UAD, Prof. Dr. Rully Charitas Indra Prahmana, S.Si., M.Pd., dianugerahi Rekor Dunia Mahakarya Kebudayaan atas kontribusinya dalam pengembangan pendekatan Ethno-Realistic Mathematics Education (Ethno-RME).
Gagasan Realistic Mathematics Education (RME) yang dikembangkan oleh Hans Freudenthal dan pendekatan Ethnomathematics yang diperkenalkan oleh Ubiratan D’Ambrosio memiliki sejumlah prinsip yang sejalan. Keduanya menekankan pentingnya pembelajaran matematika yang kontekstual, yang mana siswa dibimbing untuk menemukan konsep-konsep matematika melalui pengalaman nyata, sekaligus memahami relevansi dan penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Selama lebih dari lima belas tahun terakhir, Prof. Rully, telah mengimplementasikan pendekatan RME dengan memanfaatkan konteks nyata dalam pembelajaran matematika di Indonesia. Pendekatan ini terbukti efektif dalam membantu siswa merekonstruksi konsep-konsep matematika melalui pengalaman kontekstual mereka. Namun, dalam praktiknya, konteks yang digunakan sebatas menjadi alat bantu untuk menemukan kembali konsep matematika, tanpa menggali lebih jauh nilai-nilai sosial dan budaya yang terkandung di dalamnya, padahal nilai-nilai tersebut sangat potensial untuk diinternalisasi oleh siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter siswa.
Di sisi lain, pendekatan Ethnomathematics telah menawarkan upaya integrasi unsur-unsur budaya dalam pembelajaran matematika. Sayangnya, hingga saat ini, masih terdapat keraguan di kalangan peneliti dan pendidik dalam mengimplementasikannya secara sistematis dalam proses pembelajaran matematika di kelas. Hal ini disebabkan oleh belum adanya prosedur atau model penerapan yang terstruktur dalam mengintegrasikan konteks budaya yang telah dieksplorasi ke dalam kegiatan pembelajaran matematika.
Indonesia sebagai negara yang sangat kaya akan budaya memiliki potensi besar dalam mengembangkan pembelajaran matematika berbasis Ethnomathematics. Beragam budaya yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara mengandung unsur-unsur matematika yang autentik dan bermakna jika dieksplorasi secara mendalam. Sejak tahun 2017, Prof. Rully telah secara aktif melakukan eksplorasi terhadap berbagai konteks budaya lokal untuk mengidentifikasi potensi matematis yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran.
Melihat kesenjangan antara pendekatan RME yang kurang menggali nilai-nilai budaya dan pendekatan Ethnomathematics yang belum memiliki prosedur penerapan yang jelas, Prof. Rully merumuskan sebuah pendekatan baru yang mengintegrasikan kekuatan dari kedua pendekatan tersebut, yaitu Pendekatan Ethno-Realistic Mathematics Education (Ethno-RME). Temuan ini dirancang untuk memadukan eksplorasi budaya lokal (sebagaimana prinsip Ethnomathematics) dengan prinsip-prinsip dan karakteristik pedagogis dari pendekatan RME, sehingga menciptakan pendekatan pembelajaran yang kontekstual sekaligus bermuatan nilai-nilai sosial budaya.
Pendekatan Ethno-RME diharapkan dapat menjadi solusi inovatif bagi pendidik, peneliti, dan masyarakat yang ingin mengimplementasikan konteks budaya dalam pembelajaran matematika secara lebih terarah dan bermakna. Konteks Ethnomathematics yang telah dieksplorasi tidak hanya dijadikan sebagai pengantar untuk memahami konsep matematika, tetapi juga sebagai sarana untuk membentuk karakter, etika, dan nilai-nilai kebudayaan siswa. Sehingga, implementasi Pendekatan Ethno-RME tidak hanya memperkuat pemahaman siswa terhadap konsep matematika, tetapi juga menjadikan pembelajaran sebagai wahana untuk menanamkan identitas budaya, membangun karakter, serta menghubungkan matematika dengan realitas kehidupan yang lebih luas.