PMI Dea Malela Sumbawa hadirkan Prof. Suyatno dalam Workshop Pengembangan Integrasi Kurikulum
Prof. Dr. Suyatno, M.Pd.I., Guru Besar Bidang Manajemen Berbasis Sekolah Program Studi Doktor (S3) Pendidikan FKIP UAD dihadirkan langsung oleh Pesantren Modern Internasional (PMI) Dea Malela Sumbawa dalam melaksanakan workshop pengembangan integrasi kurikulum pesantren, yang berlangsung selama 8 hari, Tanggal 2-10 Juli 2025 bertempat di Meeting room Kampus PMI Dea Malela Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat. Kegiatan ini merupakan upaya merumuskan kurikulum yang mengintegrasikan antara rumpun natural sciences, social sciences, dan islamic studies menjadi satu kesatuan yang utuh dan menjadi kurikulum yang integratif. Workshop ini juga sekaligus sebagai upaya dalam meningkatkan kompetensi guru dalam menyiapkan pembelajaran yang interaktif, humanistik, dan aktual terhadap isu-isu pendidikan terkini. Selain Suyatno, PMI Dea Malela juga menghadirkan nara sumber lain diantaranya: Prof. Dr. Biyanto (Staf Khusus Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI), Prof. Dr. Wahyu Srigutomo (Direktur Program Multidisiplin Pascasarjana Institut Teknologi Bandung), Prof. Dr. Muslimin Mahmud, M.Si. (Guru Besar Universitas Muhammadiyah Malang), Prof. Dr. Endang Fauziati, M.Hum (Guru Besar Universitas Muhammadiyah Surakarta), Prof. Dr. Muslimin Mahmud, M.Si. (Universitas Muhammadiyah Malang), Dr. Saiful Bahri, Lc., MA. (Ketua Prodi Manajemen Studi Islam UMJ), dan beberapa nara sumber lainnya.
Pengasuh PMI Dea Malela, Prof. Dr. Din Syamsuddin dalam sambutannya menjelaskan bahwa PMI Dea Malela merupakan Pesantren Islam Modern yang berusaha mengembangkan kurikulum yang integratif, menghilangkan sekat-sekat yang menjadi pemisah antara satu rumpun keilmuan dan keilmuan lain, sebagaimana yang saat ini banyak digunakan pada lembaga pendidikan lainnya, termasuk lembaga pendidikan milik pemerintah. “PMI Dea Malela ingin mengantarkan anak didiknya menjadi ilmuwan yang punya fondasi tauhid yang kuat”, tuturnya. Beliau juga menjelaskan bahwa berkat ketekunan dan kerja keras dari segenap jajaran pondok, tahun ini PMI Dea Malela berhasil mengantarkan lulusannya untuk melanjutkan studinya ke berbagai kampus top di luar negeri baik itu di Rusia, China, Arab Saudi, Mesir, Amerika Serikat, Turki, Malaysia, dan Filipina. Sebagian lulusan juga telah diterima di perguruan tinggi top dalam negeri, baik perguruan tinggi negeri maupun swasta.
Dalam sesi workshopnya, Suyatno menjelaskan secara khusus tentang pentingnya merumuskan kurikulum yang integratif. Menurutnya, salah satu aspek terpenting dalam mengembangkan kurikulum integratif dimulai dari membangun worldview. “Yang paling penting itu adalah setiap pendidik memiliki worldwiew yang benar. Semua rumpun ilmu, baik ilmu alam, sosial, maupun agama berasal dari sumber yang sama, yaitu sama-sama ayat Allah Swt. Sebagian ayat diturunkan dalam bentuk kauliyah, sebagian kauniyah, dan bahkan juga ayat nafsiyah. Oleh karena itu, hakikat ilmu itu sama karena sumbernya adalah sama. Perbedaan hanya terletak pada akurasi dan kemampuan para ilmuwan dalam memahami dan mengungkap sumber kebenaran tersebut.” Suyatno juga menjelaskan bahwa para pendidik perlu dibekali basis Islam yang kuat dan metode ilmah yang memadahi. Tanpa keduanya, tidak mungkin pendidikan yang integratif bisa terwujud. Antusiasme peserta tampak dalam ghirah para guru untuk aktif berdiskusi dan dialog selama workshop berlangsung.